Skip to content Skip to sidebar Skip to footer

Tak kan Kubiarkan Hilang



Tatap nanar tak jua mau berhenti
Membentur pohon yang tak lagi hijau oleh terik
Sirna setiap mimpi untuk terus membersamai
Langkah hidup dengannya yang terlaik

Sudahi dulu tangismu, wahai belahan jiwa
Ku tak sanggup membuat hati ini tenang
Masihkah ada celah pada secercah asa
Masihkah mampu rekatkan serpihan terang

Lelah telah memandang rendah si renta ini
Padahal mendung selalu menghampiri silih berganti
Menanti datangnya indah kawung di ufuk senja
Seakan mampu beranjak dari kalbu nan gulana

Senandung sunyi perlahan melangkah pergi
Hingga kelam perlahan memudar berujung seri
Alih seruni meminta kepada semburat cahaya
Cara menyentuh lubuk hingga lelap menyerta

Satu...berjuang melepas kelopak syahdu sang malam
Satu-satu...menjawab rindu di setiap mimpi
Lagi...menjauh dari basuh binar kicauan temaram 
Lagi-lagi...terasa hening bagai siraman Serimpi

Sulam sajak mengusik hingar hati ke dalam damai
Disini merasakan hangat bertahtakan gemulai
Mendekap harap berhias pinta dari teduhnya askara
Di balik cita menyapa luasnya dunia berpayung akara

Tawa tak segan menghampiri derai berpola sendu 
Mengundang decak haru yang mengurai bunga randu
Sigap meraih gemerlap lintang untuk digenggam
Sematkan nanti kala mata tak lagi menatap tajam

Pernah...diri ini terbuai oleh senyum ramah dunia
Pernah...diri ini membalas dengan untaian senyum
Namun...kabut menutupi pandangan si ranum
Menyanjung senyum dibalik seringai gubahan kata

Belantara menggelayut jauh ke dalam indahnya relung
Bertapa sejenak mengais sisa puing di ujung dasar 
Sambut sauh yang jauh jatuh menggores tegar
Semakin kuat merekat hingga damai sisi palung

Kini...inginku menyadari hari esok kan hadir
Berjalan bersama berjuta cercah harapan
Mengarungi pintas berbatas gempita kenangan
Hingga akhir menuntun kayuh dayung membuka tabir
Tjitra Ramadhani I am a lecturer at one of University in East Java. I like any kinds of literature.

Post a Comment for "Tak kan Kubiarkan Hilang"