Tak kan Kubiarkan Hilang
Membentur pohon yang tak lagi hijau oleh terik
Sirna setiap mimpi untuk terus membersamai
Langkah hidup dengannya yang terlaik
Sudahi dulu tangismu, wahai belahan jiwa
Ku tak sanggup membuat hati ini tenang
Masihkah ada celah pada secercah asa
Masihkah mampu rekatkan serpihan terang
Lelah telah memandang rendah si renta ini
Padahal mendung selalu menghampiri silih berganti
Menanti datangnya indah kawung di ufuk senja
Seakan mampu beranjak dari kalbu nan gulana
Senandung sunyi perlahan melangkah pergi
Hingga kelam perlahan memudar berujung seri
Alih seruni meminta kepada semburat cahaya
Cara menyentuh lubuk hingga lelap menyerta
Satu...berjuang melepas kelopak syahdu sang malam
Satu-satu...menjawab rindu di setiap mimpi
Lagi...menjauh dari basuh binar kicauan temaram
Lagi-lagi...terasa hening bagai siraman Serimpi
Sulam sajak mengusik hingar hati ke dalam damai
Disini merasakan hangat bertahtakan gemulai
Mendekap harap berhias pinta dari teduhnya askara
Di balik cita menyapa luasnya dunia berpayung akara
Tawa tak segan menghampiri derai berpola sendu
Mengundang decak haru yang mengurai bunga randu
Sigap meraih gemerlap lintang untuk digenggam
Sematkan nanti kala mata tak lagi menatap tajam
Pernah...diri ini terbuai oleh senyum ramah dunia
Pernah...diri ini membalas dengan untaian senyum
Namun...kabut menutupi pandangan si ranum
Menyanjung senyum dibalik seringai gubahan kata
Belantara menggelayut jauh ke dalam indahnya relung
Bertapa sejenak mengais sisa puing di ujung dasar
Sambut sauh yang jauh jatuh menggores tegar
Semakin kuat merekat hingga damai sisi palung
Kini...inginku menyadari hari esok kan hadir
Berjalan bersama berjuta cercah harapan
Mengarungi pintas berbatas gempita kenangan
Hingga akhir menuntun kayuh dayung membuka tabir
Post a Comment for "Tak kan Kubiarkan Hilang"